Sabtu, 10 Oktober 2015

PENYAKIT MERS


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam kurun beberapa tahun belakangan ini kita menghadapi penyakit virus yang mengenai saluran pernapasan sehingga komplikasi beberapa penderita menyebabkan kematian, seperti SARS, Flu Burung (avian influenza), influenza A baru (Swine Flu) dan sekarang kita menghadapi MERS-Cov (Middle East Respiratory Syndrome – Coronavirus).
Ingatkah dulu anda tahun 2003 kita menghadapi pandemi SARS (severe acute respiratory syndrome) yang mematikan orang di negara-negara terjangkit yaitu Hongkong dan Singapura sehingga WHO mengeluarkan pernyataan larangan berkunjung ke daerah yang terjangkit SARS.
SARS merupakan penyakit virus yang mematikan penderita dengan keluhan pernapasan sehingga menyebabkan pasien susah bernapas kemudian mengalami komplikasi ke paru berupa sindroma pernapasan berat sehingga menyebabkan kematian.SARS merupakan penyakit yang menyebabkan sindrom pernapasan berat yang disebabkan oleh coronavirus.
Pada saat ini wabah MERS sudah menjadi pembicaraan di kalangan dunia.MERS ini pertama sekali dilaporkan pada bulan April 2012 di Jordan. MERS Di Amerika Serikat satu orang kasus konfirmasi MERS-CoV dilaporkan dan sudah membaik kondisi kesehatannya, dan negara-negara lain pun terdapat beberapa kasus konfirmasi MERS-Cov ini terutama di Saudia Arabia. Di Semenanjung Arab telah dilaporkan kasus konfirmasi sekitar 449 kasus dengan kematian sekitar 121 penderita. Di Indonesia terdapat beberapa kasus suspek MERS ini dengan penderita riwayat kunjungan ke daerah semenanjung Arab seperti di Medan ada kasus suspek MERS meninggal dunia akibat sindrom pernapasan akut dengan gambaran radiologis mengarah radang di kedua paru (bilateral pneumonia) dan dilaporkan juga di Bali kasus suspek MERS juga meninggal dunia.
MERS merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus. Pakar virus menyatakan strain ini berbeda dengan SARS, MERS ini dikenal dengan novel coronavirus atau “nCoV” yang merupakan beta coronavirus.
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), ini "pembunuh" baru dari Timur Tengah. Virus ini telah menyerang 400 orang, menewaskan lebih dari 100 penderita di Timur Tengah sejak kemunculan perdananya pada September 2012.
Pemerintah Indonesia tidak mau anggap enteng hadapi virus itu. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat sampai menggelar rapat koordinasi bersama Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Perhubungan untuk membahas penyebaran virus tersebut, Senin 5 Mei 2014.
MERS-CoV mirip sindrom pernafasan akut berat atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Orang yang terkena MERS-CoV mengalami gejala demam, batuk, dan sesak nafas selama tujuh hari hingga akhirnya mengakibatkan gagal ginjal dan penumonia atau radang paru-paru akut. Penderita bisa juga terkena gejala penyakit yang berhubungan dengan lambung dan usus, misalnya diare.
Virus ini ditemukan pertama kali di Arab Saudi, dan sudah menyerang warga Prancis, Jerman, Italia, Tunisia, Inggris, dan lain-lain. Mereka yang terinfeksi rata-rata baru melakukan perjalanan dari Timur Tengah. Rata-rata korban MERS-CoV berusia 51 tahun, walau ada juga yang berusia 2 bahkan 94 tahun.
Pejabat Saudi menyatakan, kenaikan jumlah korban MERS-CoV tahun ini memiliki kesamaan dengan tahun lau, yakni terjadi pada musim semi. Sampai saat ini belum ada vaksin dan obat-obatan khusus untuk menangani virus itu. Dokter hanya dapat mengobati gejalanya saja.
Selain di Arab Saudi, kasus MERS-CoV juga dilaporkan terjadi di Qatar, Kuwait, Yordania, Uni Emirat Arab, Oman, Tunisia, Perancis, Jerman, Italia, Yunani, Filipina, dan Malaysia. Ada sekitar 15 negara yang warganya terserang virus ini. Sabtu, 3 Mei 2014, penyebaran virus mematikan tersebut sampai ke Amerika Serikat.
MERS-CoV ditemukan pada seorang petugas kesehatan yang baru saja kembali ke Indiana, Amerika Serikat, dari Arab Saudi. Pria itu kini dirawat dalam kondisi stabil. Lembaga kesehatan publik AS, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pun menelusuri penumpang pesawat yang melakukan kontak jarak dekat dengan pria tersebut.
Untuk menghindari paparan virus tersebut, Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) meminta masyarakat untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh binatang, menghindari kontak dengan hewan yang sakit, dan mengonsumsi makanan higienis.
WHO memperingatkan agar semua wisatawan yang baru kembali dari Timur Tengah diuji MERS-CoV, terutama bagi wisatawan dengan imunitas atau kekebalan tubuh lemah, serta gejala diare.

1.2. Tujuan
Tujuan adalah untuk untuk memperluas pengetahuan tentang bagaimana mengetahui cara agar terhindar dari virus MERS saat perjalanan ke Arab beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap pada manusia.
1.3.   Manfaat
Manfaatnya adalah kita dapat mengetahui lebih dalam tentang masalah virus MERS beserta dampak yang ditimbulkannya dan kita dapat mengetahui bahwa sebagian besar virus MERS disebabkan oleh hewan dari Unta.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Virus Mers
MERS adalah singkatan dariMiddle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Virus ini merupakan jenis baru dari kelompokCoronavirus (Novel Corona Virus). Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi. Virus SARS tahun 2003 juga merupakan kelompok  virus Corona dan dapat menimbulkan pneumonia berat akan tetapi berbeda dari virus MERS CoV.
MERS-CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yg ringan s/d berat. Gejalanya adalah demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid.
Median usia 50 tahun (range 2-94 tahun). 61 % kasus laki – laki. Kasus dengan Ko-morbid. Indonesia termasuk negara yang paling rentan terjangkit Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS). Penyakit yang pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada tahun 2012 ini sejauh ini sudah menginfeksi 495 orang di 12 negara dan lebih dari 100 orang meninggal dunia.
MERS memang rentan menyebar di Indonesia mengingat sekitar 5.000 orang Indonesia pergi umrah ke Arab Saudi setiap hari. Jumlah itu diperkirakan naik signifikan pada musim libur sekolah dan Ramadhan.
MERS (Middle East respiratory syndrome) disebabkan oleh virus yang disebut korona virus, yang masih satu kelompok dengan virus SARS.
Gejala penyakit ini mirip dengan flu, yakni demam, batuk, dan sesak napas. Namun, virus ini akan menyerang hebat jika menginfeksi saluran pernapasan.
Pernyataan WHO pada 17 Juli 2013 pada pertemuan IHR Emergency Committee mengenai MERS CoV menyatakan bahwa MERS-CoV merupakan situasi serius dan perlu perhatian besar namun belum terjadi kejadian darurat kesehatan masyarakat. Status darurat kesehatan atau “Public health emergency of international concern” (PHEIC) akan diberikan jika virus tersebut meluas ke negara-negara lain namun sejak dilaporkan munculnya virus tersebut pada September 2012-1 Agustus 2013 semua kasus tersebut masih berhubungan dengan negara-negara di Jazirah Arab, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jumlah kasus MERS-CoV yang terkonfirmasi sebanyak 94 kasus dan meninggal 47 orang dengan sembilan negara yang melaporkan kasus ini yaitu Prancis, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Jerman, Inggris dan Uni Emirat Arab. Dengan persentase kematian (CFR/Case Fatality Rate) mencapai 50 persen, MERS-CoV menjadi salah satu ancaman terutama menjelang musim haji.
Virus ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya, sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar.
Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April s.d Juni 2013, jumlah infeksi MERS-Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3 kasus, United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus, Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian.
Koronavirus adalah virus dari famili coronavida yang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit. Koronavirus terbagi menjadi tiga golongan. Golongan satu dan dua yang menginfeksi mamalia, dan golongan tiga yang menginfeksi burung. Penyakit yang disebabkan oleh koronavirus sangat bervariasi, mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan yang mematikan seperti SARS dan MERS.

2.2. Cara Penularan

Berikut adalah cara penularan dari virus MERS. Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan penularannya dapat melalui :
1.      Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batu atau bersin.
2.      Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.
MERS-CoV ini tertular dengan kontak langsung seperti:
a. Penderita yang membutuhkan perawatan dari petugas kesehatan atau anggota keluarga penderita atau mempunyai kontak langsung secara fisik.
b. Penderita yang tinggal satu rumah atau berkunjung ke tempat penderita yang terinfeksi.
Sumber penularan
Sumber penularan masih belum diketahui tetapi sumber virus berasal dari binatang.MERS-CoV ini ditemukan pada unta di Qatar, Mesir dan Saudia Arabia, dan kelelawar di Saudia Arabia.
Unta di beberapa negara dengan hasil positif antibodi terhadap MERS-CoV ini yang awalnya unta ini sudah terinfeksi MERS-CoV, tetapi dengan hasil ini belum yakin apakah unta menjadi sumber utama virus MERS tersebut.
Penelitian lebih lanjut di butuhkan mengenai peranan unta, kelelawar dan binatang-binatang lainnya yang menjadi sumber penularan dari virus MERS ini.
Risiko tinggi terkena MERS
1.      Usia lanjut > 65 tahun
2.      Anak dibawah 12 tahun
3.      Ibu hamil
4.      Menderita penyakit paru kronis
5.      Mempunyai komorbid seperti penyakit kencing manis (DM) dan hipertensi.
v  Pengobatan
Belum ada pengobatan yang di rekomendasikan untuk MERS-CoV.
Terapi diberikan sesuai dengan gejala - gejala yang dialami dan juga belum ada vaksin ditemukan untuk MERS ini.
v  Negara yang terserang 
·         Ada 9 negara yang telah melaporkan kasus MERS-CoV (Perancis, Italia, Jordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Jerman, Inggris dan Uni Emirat Arab).
·         Semua kasus berhubungan dengan negara di Timur Tengah (Jazirah Arab), baik secara langsung maupun tidak langsung.
v  Jumlah kasus, dan Kondisi Indonesia saat ini
·         Sejak September 2012 s/d 01 Agustus 2013 jumlah kasus MERS-CoV yang terkonfirmasi secara global sebanyak 94 kasus dan meninggal 47 orang (CFR 50 %).
·         Hingga saat ini belum ada laporan kasus di Indonesia.
2.3. Pencegahan
Pencegahan dengan PHBS, menghindari kontak erat dengan penderita, menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan memakai sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit.

Ø  Beberapa pencegahan virus MERS, yaitu :
·         Masyarakat tetap bisa melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara Arabia Peninsula dan sekitarnya, karena World Health Organization (WHO) dan Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat tidak akan mengeluarkan surat travel warning tentang kesehatan kepada negara-negara yang terkait dengan MERS-Cov. Namun, hal yang perlu diantisipasi oleh masyarakat yang akan berpergian ke negara-negara tersebut, yaitu jika terdapat demam dan gejala sakit pada saluran pernapasan bagian bawah, seperti halnya: batuk, atau sesak napas dalam kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan, segera periksakan ke dokter.
·         Belum ada vaksin khusus yang dapat mencegah terjadinya penyakit ini.
·         Pencegahan tetap dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas tubuh.
·         Tutuplah hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk ataupun bersin dan segera buang tisu tersebut ke tempat sampah
·         Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci
·         Menghindari kontak erat dengan penderita, menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit
·         Gunakan masker dan jaga sanitasi tubuh dan lingkungan. Bila diperlukan bagi penderita penyakit kronik, di kerumunan orang, badan tidak fit dan lain lain gunakan masker
·         Tindakan isolasi dan karantina mungkin dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit MERS-CoV.
·         Hindari bepergian atau naik kendaraan umum namun jika terpaksa maka jangan menutup jendela atau pintu
·         Hindarilah tempat-tempat umum dan ramai khususnya di daerah dekat rumah sakit, internet cafe, tempat-tempat nongkrong, bioskop, dan perpustakaan, jika kamu melakukannya maka pakailah masker dan cucilah tangan anda secara bersih dan teratur.
·         Hindarilah mengunjungi pasien dan periksa ke dokter di rumah sakit khususnya yang ada pasien MERS. Hindari kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita sakit, misalnya ciuman atau penggunaan alat makan/minum bersama
·         Cuci tangan dengan sabun dan jangan menyentuh mulut, hidung, dan mata dengan tangan telanjang
·         Jagalah keseimbangan gizi diet dan hendalah berolahraga secara teratur untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita
·         Anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya melemah harus memakai masker sepanjang waktu untuk menhindari menyebarnya cairan tubuh seperti ludah/air liur
·         Periksalah suhu badan Anda secara teratur dan tetaplah hati-hati dengan kondisi kesehatan Anda
·         Menjaga sirkulasi udara di kamar
·         Rajin rajin Cuci Tangan Pakai Sabun. Bila tangan tidak tampak kelihatan kotor gunakan antiseptik.
·         Bersihkan menggunakan desinfektan untuk membersihkan barang-barang yang sering disentuh. Gunakan pemutih ( bleach ) yang tersedia di pasar (dengan kandungan kimia 8-12%).  Ini adalah cara paling murah dan efektif mematikan kuman. Persiapan: Pakailah sarung tangan anti air, Campurlah pemutih dengan air dengan ukuran 1:100 (pemutih/bleach:air/water).  Bersihkanlah tempat-tempat yang sering dilewati orang secara teratur dan selama masa penyebaran virus, lebih baik bersihkanlah/basmilah kuman rumah Anda setiap hari.
·         Sejauh kita menjaga diri, memakai masker dan mencuci tangan secara teratur, dilanjutkan dengan instruksi karantina maka kita semua dapat menghindari infeksi.  Tidak perlu terlalu panik atau mendiskriminasi tersangka atau penderita.  Tidak semua orang adalah pembawa virus, dengan lebih mengaja diri berarti kamu sudah memberikan dukungan yang luar biasa kepada para pasien untuk sembuh lebih cepat dan menambah sistem kekebalan tubuh.
·         Mematuhi praktek – praktek pengamanan makanan seperti menghindari daging yang tidak dimasak atau penyediaan makanan dengan kondisi sanitasi yang baik, Mencuci buah dan sayuran dengan benar,
·         Menghindari kontak yang tidak perlu dengan hewan – hewan yang diternakkan, hewan peliharaan dan hewan liar.
·         Jemaah yang kembali harus diberi saran bahwa jika mereka mengalami sakit saluran pernapasan akut disertai demam dan batuk (cukup mengganggu kegiatan sehari-hari) pada periode 2 minggu (14 hari) setelah kembali untuk segera mencari pengobatan dan memberitahu otoritas Kesehatan setempat.
·         Orang – orang yang kontak erat dengan jemaah atau pelancong yang mengidap gejala – tanda sakit saluran pernapasan akut yang disertai demam dan batuk (sehingga cukup mengganggu kegiatan sehari – hari), disarankan untuk melapor ke otoritas Kesehatan setempat guna mendapat pemantauan MersCoV dengan membawa kartu health alert yang dibagikan ketika berada diatas alat angkut atau ketika tiba di bandara kedatangan.
·         Jika ada keluhan / gejala seperti tersebut diatas segera hubungi petugas kesehatan, baik selama di Arab Saudi maupun sampai 2 minggu sesudah sampai Indonesia
·         Meski vaksn belum ditemukan teapi ada harapan baru ketika Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Science Translational Medicine menemukan dua antibodi, yaitu MERS-4 dan MERS-27, yang mampu memblokir sel-sel dalam piring laboratorium yang terinfeksi virus MERS.  Hal ini adalah awalnya. Hasil mengisyaratkan bahwa antibodi ini, terutama yang dikombinasikan, dapat menjadi kandidat menjanjikan untuk intervensi terhadap MERS. Peneliti telah menemukan telah menemukan beberapa antibodi penetral yang mampu mencegah bagian kunci dari virus untuk menempel pada pembawa dan menginfeksi sel-sel tubuh manusia. Antibodi merupakan protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang mengenali virus dan bakteri asing.  Antibodi penetral merupakan salah satu yang tidak hanya mengenali virus tertentu namun juga mencegahnya menginfeksi sel inang, yang berarti tidak ada infeksi dari orang atau binatang itu.


v  Pendapat WHO
Pernyataan WHO tanggal 17 Juli 2013 pada pertemuan IHR Emergency Committee concerning MERS-CoV menyatakan bahwa MERS-CoV merupakan situasi serius dan perlu perhatian besar namun belum terjadi kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat Internasional. (PHEIC/Public Health Emergency of International Concern).

v  Usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk kesiapsiagaan MERS-CoV


1.      Peningkatan kegiatan pemantauan di pintu masuk negara (Point of Entry).
2.      Penguatan Surveilans epidemiologi termasuk surveilans pneumonia.
3.      Pemberitahuan ke seluruh Dinkes Provinsi mengenai kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV, sudah dilakukan sebanyak 3 kali.
4.      Pemberitahuan ke 100 RS Rujukan Flu Burung, RSUD dan RS Vertikal tentang kesiapsiagaan dan tatalaksana MERS-CoV.
5.      Menyiapkan dan membagikan 5 (lima) dokumen terkait persiapan penanggulangan MERS-CoV, yang terdiri dari : 1). Pedoman umum MERS-CoV. 2) Tatalaksana klinis. 3) Pencegahan Infeksi. 4) Surveilans di masyarakat umum dan di pintu masuk negara. 5) Diagnostik dan laboratorium
6.      Semua petugas TKHI sudah dilatih dan diberi pembekalan dalam penanggulangan MERS-CoV.
7.      Menyiapkan pelayanan kesehatan haji di 15 Embarkasi / Debarkasi (KKP).
8.      Meningkatkan kesiapan laboratorium termasuk penyediaan reagen dan alat diagnostik.
9.      Diseminasi informasi kepada masyarakat terutama calon jemaah haji dan umrah serta petugas haji Indonesia.
10.  Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor seperti BNP2TKI, Kemenhub, Kemenag, Kemenlu dan lain-lain tentang kesiapsiagaan menghadapi MERS-CoV.
11.  Melakukan kordinasi dengan pihak kesehatan Arab Saudi.
12.  Meningkatkan hubungan Internasional melalui WHO dll.
2.4.Perjalanan Alamiah Virus Mers

Waspada virus MERS, jemaah diimbau tunda perjalanan ke Arab


2.5.Hubungan Epidemiologis Langsung
Adalah apabila dalam waktu 14 hari sebelum timbul sakit :
• Melakukan kontak fisik erat, yaitu seseorang yang kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung (bercakap-cakap dengan radius 1 meter) dengan kasus probable atau konfirmasi ketika kasus sedang sakit. Termasuk kontak erat antara lain :
Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus
1.      Orang yang merawat atau menunggu kasus di ruangan
2.      Orang yang tinggal serumah dengan kasus
3.      Tamu yang berada dalam satu ruangan dengan kasus
• Bekerja bersama dalam jarak dekat atau didalam satu ruangan
• Bepergian bersama dengan segala jenis alat angkut / kendaraan
v  Kontak erat adalah :
- Seseorang yang merawat pasien termasuk petugas kesehatan atau anggota keluarga, atau seseorang yang berkontak erat secara fisik.
- Seseorang yang tinggal ditempat yang sama (hidup bersama, mengunjungi) kasus probable atau kasus konfirmasi ketika kasus sedang sakit
Jemaah haji yang baru pulang dari Saudi Arabia dilakukan pengamatan selama 14 hari sejak tanggal kepulangan. Jamaah haji diberikan K3JH dan bila dalam kurun waktu 14 hari sejak tanggal kepulangan mengalami sakit batuk, demam, sesak napas agar datang ke petugas kesehatan dengan membawa K3JH.
v  Penatalaksanaan kasus
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang bersifat spesifik, pengobatan hanya bersifat suportif tergantung kondisi keadaan pasien. WHO tidak merekomendasikan pemberian steroid dosis tinggi. Belum ada vaksin tersedia untuk MERS-CoV
v  Pengendalian Infeksi
Transmisi penularan virus MERS-CoV belum jelas, dapat terjadi melalui :
»» Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin.
»» Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.
Semua protokol pengendalian dan pencegahan infeksi MERS-CoV di fasilitas kesehatan mengikuti pedoman pengendalian infeksi pada penyakit Flu burung.
v  Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen yang baik untuk pemeriksaan virus MERS-CoV adalah spesimen yang berasal dari saluran nafas bawah seperti dahak, aspirat trakea dan bilasan bronkoalveolar. Spesimen saluran pernafasan atas (nasofaring dan orofaring) tetap diambil terutama bila spesimen saluran pernafasan bawah tidak memungkinkan dan pasien tidak memiliki tanda-tanda atau gejala infeksi pada saluran pernapasan bawah. Spesimen dari saluran nafas atas dan bawah sebaiknya ditempatkan terpisah karena jenis spesimen untuk saluran nafas atas dan bawah berbeda, namun dapat dikombinasikan dalam satu wadah koleksi tunggal dan diuji bersama-sama.
Virus MERS-CoV juga dapat ditemukan di dalam cairan tubuh lainnya seperti darah, urin, dan feses tetapi kegunaan sampel tersebut di dalam mendiagnosa infeksi MERS-COV belum pasti. Pemeriksaan diagnosis laboratorium kasus infeksi MERS-CoV dilakukan dengan metoda RT-PCR dan dikonfirmasi dengan teknik sekuensing.
v  Dari Unta
Awal Desember 2014, ilmuwan dari belanda dan Qatar mempublikasikan penelitian yang menyebut MERS-CoV juga menginfeksi unta. WHO menyatakan virus tersebut berpotensi menyebar di daerah pertanian dan peternakan.
Belakangan diketahui MERS-CoV tersebar luas lewat unta Arab di Timur Tengah. Februari 2014, sejumlah ilmuwan menerbitkan hasil riset mereka yang menunjukkan hampir tiga perempat unta di Arab Saudi positif mengidap MERS-CoV. CDC bahkan menemukan virus itu di tubuh kelelawar di Saudi.
Esciencenews, 5 Mei 2014, melansir hasil riset dua ahli virus Institut Virologi Universitas Bonn Jerman, Norbert Nowotny dan Jolanta Kolodziejek, yang menunjukkan jalur penularan MERS-CoV. Infeksi MERS-CoV pada manusia dan unta Arab berasal dari wilayah sama, dan memiliki urutan Ribonucleic acid (RNA) –senyawa pembawa bahan genetik– yang identik.
Temuan itu mengindikasikan adanya penularan antara binatang dan manusia (zoonosis). “Dengan pengetahuan ini, kita dapat secara khusus beraksi atas penyebaran virus. Kami tengah mendiskusikan vaksinasi unta. Kami bakal mampu menghentikan penyebaran virus itu,” kata Nowotny.
Dalam investigasi kedua ilmuwan itu, dari 76 unta di Oman, ditemukan 5 unta terinfeksi virus. Peneliti kemudian membandingkan urutan RNA-nya dengan virus sejenis dari Qatar dan Mesir. Hasil analisis menunjukkan virus memiliki perbedaan antarwilayah.
“Ini berarti tidak ada turunan MERS-CoV yang spesifik. Tapi salah satu virusnya menginfeksi unta dan manusia,” jelas Nowotny sebagai koordinator riset.
Peneliti juga menemukan virus dalam jumlah sangat tinggi pada lapisan tipis mata unta dan permukaan lembab lapisan hidung unta. Oleh sebab itu ilmuwan menganggap jalur penularan MERS-CoV yang paling mungkin terjadi melalui mata dan hidung unta.
MERS-CoV bisa menyebar antarmanusia melalui kontak antara pasien dan staf medis, maupun melalui kontak dalam lingkup keluarga.
v  Antisipasi RI
Pemerintah Republik Indonesia ikut mewaspadai menyebaran MERS-CoV. Mekokesra Agung Laksono menyatakan Indonesia berhubungan dengan Timur Tengah dalam banyak hal, terutama Arab Saudi.
“Kasus MERS banyak. Korban meninggal dunia juga cukup banyak. Sekitar 1,2 juta WNI merantau dan hidup di Saudi Arabia. Setiap bulan, tahun, kita mengirim ratusan ribu jemaah umrah dan haji. Jadi kita berkepentingan melindungi warga kita,” kata
Agung Laksono dalam konferensi pers di kantor Kemenkokesra, Jakarta Pusat.

Apalagi sebagian korban tertular setelah menjalankan ibadah umrah. Menurut Agung, sudah satu WNI yang tinggal di Saudi meninggal dunia akibat MERS-CoV. NA, 61 tahun, wafat pada 27 April 2014.
Agung kemudian merujuk pada catatan WHO yang melaporkan sebagian besar korban MERS-CoV tertular setelah melakukan kontak dengan hewan usai berkunjung ke Timur Tengah. “Penyebaran di negara luar Timur Tengah terjadi karena penanganan pasien dilakukan tanpa alat pelindung diri. Terjadi pula kontak langsung dengan orang tertular,” ujar dia.
Untuk mencegah masuknya MERS-CoV ke Indonesia, pemerintah RI memperketat penjagaan di sejumlah pintu masuk kunjungan wisatawan, termasuk pintu kedatangan jemaah umrah dan haji dari Timur Tengah, khususnya Arab Saudi.
“Kami meningkatkan pemantauan di pintu masuk negara, dan menyebar health alert card dengan memasang leaflet serta banner di pintu masuk Indonesia, misalnya di bandara dan pelabuhan,” kata Agung. (ren)
v  Manifestasi Klinis
·         Beberapa gejala yang diakibatkan oleh koronavirus MERS adalah demam, batuk, napas yang pendek-pendek, serta munculnya pneumonia dalam beberapa kasus. MERS merupakan salah satu bentuk koronavirus yang masih misterius. Hingga saat ini peneliti masih mencari tahu bagaimana koronavirus baru ini bisa menginfeksi manusia.
·         Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat dengan gejala gejala demam, batuk, dan napas pendek. Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang.
·         Mula-mula gejalanya mirip seperti flu dan bisa mencakup: demam, myalgia, lethargy, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala non-spesifik lainnya. Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di atas 38 °C (100.4 °F). Sesak napas bisa terjadi kemudian.Gejala tersebut biasanya muncul 2–10 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 2–3 hari. Sekitar 10–20% kasus membutuhkan ventilasi mekanis.
·         Awalnya tanda fisik tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Beberapa pasien akan mengalami tachypnea dan crackle pada auscultation. Kemudian, tachypnea dan lethargy kelihatan jelas.
2.6.Penyebaran Virus Corona
·         Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis, Tunisia, dan Italia juga diinvestigas
·         Data terbaru dari CDC menunjukkan bahwa MERS terbukti bisa ditularkan antar manusia. Meski begitu, tampaknya penyakit ini tak bisa menyebar sangat cepat seperti SARS pada tahun 2003. Virus MERS terus mendapatkan pengawasan ketat dari para ahli untuk berjaga-jaga jika virus ini berkembang menjadi ancaman yang semakin berbahaya.
·         Karena penyebarannya yang semakin meluas sejak April 2012 hingga awal tahun 2013, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan sejak Mei lalu untuk mewaspadai ancaman penyebarannya.
·         Peneliti belum mengetahui secara pasti cara virus MERS ditularkan ke manusia, namun virus ini sudah ditemukan pada kelelawar dan unta.  Para pakar mengatakan unta kemungkinan besar menjadi binatang pembawa, yang kemudian menularkannya pada manusia.
·         Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun, beberapa peneliti menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah satu jenis Kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah.
·         Unta hampir dipastikan menjadi sumber virus korona MERS di Timur Tengah.  Hasil penelitian di negara tersebut menunjukkan kebanyakan unta, meski tidak semua, terinfeksi jenis virus yang secara genetik hampir identik dengan virus yang menginfeksi manusia. Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Universitas Columbia, Universitas King Saud, dan EcoHealth Alliance.
·         Penyakit itu awalnya diyakini telah berpindah dari unta ke manusia, pertama kali tampaknya menular lewat kontak yang dekat dengan hewan-hewan itu. Akan tetapi akhir-akhir ini, para petugas kesehatan yang merawat penderita MERS juga jatuh sakit akibat virus itu.
·         Kesimpulan dicapai setelah para peneliti menemukan adanya kecocokan genetik 100 persen pada virus yang menginfeksi kelelawar jenis tersebut dengan manusia pertama yang terinfeksi.
·         Spekulasi lain yang terdapat di kalangan para peneliti menyebutkan bahwa selain Kelelawar, Unta juga diduga kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran virus Corona, dimana ditemukan antibodi terhadap virus ini dalam tubuh hewan khas Timur Tengah itu.
·         Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih diteliti sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran kering Kelelawar yang terinfeksi.
·         Saat ini, para peneliti masih menyelidiki kemungkinan hewan lain yang menjadi mediator penularan virus Corona guna menangani meluasnya penyebaran penyakit ini, mengingat bahwa jenis virus ini dikatakan lebih mudah menular antar-manusia dengan dampak yang lebih mematikan dibandingkan SARS.
v  Penanganan
·         Hingga saat ini belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov. Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala.
·         Pengobatan para penderita SARS biasanya dilakukan dengan perawatan intensif di rumah sakit, terutama jika terjadi sesak napas. Penderita akan ditempatkan di ruang isolasi agar tidak menyebarkan virus ke mana-mana.
·         Penderita yang dicurigai harus diisolasi, lebih baiknya di ruangan tekanan negatif, dengan kostum pengaman lengkap untuk segala kontak apapun dengan pasien.
·         Antibiotik masih belum efektif. Pengobatan hingga kini masih bergantung pada anti-pyretic, supplemen oksigen dan bantuan ventilasi.
·         Penggunaan steroid dan antiviral drug ribavirin, namun tidak ada bukti yang mendukung terapi ini. Sekarang banyak juru klinik yang mencurigai ribavirin tidak baik bagi kesehatan.
·         Ilmuwan kini sedang mencoba segala obat antiviral untuk penyakit lain seperti AIDS, hepatitis, influenza dan lainnya pada coronavirus.
·         Ada keuntungan dari penggunaan steroid dan immune system modulating agent lainnya pada pengobatan pasien yang parah karena beberapa bukti menunjukkan sebagian dari kerusakan serius yang disebabkan oleh reaksi yang berlebihan oleh sistem kekebalan tubuh terhadap virus. Penelitian masih berlanjut pada area ini.
2.7.Tanda dan gejala
Laporan awal membandingkan virus ini dengan sindrom pernapasan akut berat (SARS), dan dijuluki dengan virus mirip SARS dari Arab Saudi. Gejala infeksi MERS-CoV termasuk gagal ginjal dan pneunomia akut, yang seringkali berakibat fatal. Pasien pertama yang tercatat pada bulan Juni 2012 mengalami "demam, batuk berdahak, dan sesak napas selama 7 hari. MERS memiliki masa inkubasi sekitar 12 hari. MERS kadang juga dapat menyebabkan pneumonia, baik pneunomia viral maupun pneunomia bakterial.
Ø  Terapi
Tidak ada pengobatan yang diketahui bagi penderita MERS hingga saat ini. Beberapa terapi bisa dilakukan melalui inhibitor DPP4.Perawatan terhadap penderita virus SARS bisa dijadikan dasar bagi perawatan wabah MERS-CoV; interferon antara α2b dan Ribavirin akan memengaruhi replikasi MERS-coV.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaEivhaCAhDvnBzwwXJnVSmJjEj3EidoHzdHx0pK_ndzKxAlElsJsSoYq1KCuS9DAxp5QsX0luzL0J1SG55CsODaU-k_El24RjwtRpdlCgs0tEKuTiJBdTlO9Yu-_oFZAUbxA9TgkVjOTV/s1600/Waspada+MERS.jpg

Gejala dari infeksi MERS sangat mirip dengan influenza sehingga diistilahkan "flu like syndrome". Penderita MERS akan mengalami batuk dan keluar lendir yang berlebihan dari hidungnya. Bedanya, pada yang terinfeksi MERS juga akan timbul demam tinggi minimal 38 derajat celsius dan sesak napas.

Gejalanya juga memiliki kemiripan dengan sindrom pernapasan akut berat (SARS). Keduanya sama-sama pneumonia yang disebabkan oleh virus. Gejalanya bisa berupa flu biasa hingga infeksi saluran pernapasan bawah atau radang paru.

Masa inkubasi dari virus hingga menyebabkan penyakit adalah dua hingga 14 hari. Sehingga mungkin saja seseorang terinfeksi virus corona MERS di Timur Tengah dan kemudian gejala baru timbul begitu sudah kembali ke negara asal.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi telah mengkonfirmasi jumlah kasus infeksi MERS sebanyak 411 dan 112 kematian (per Sabtu, 3 Mei 2014). Sejauh ini belum ditemukan vaksin antiMERS. 
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) = Sindrom Pernafasan (dari negara) Timur Tengah disebabkan virus korona yang disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Penamaan MERS-CoV diputuskan oleh Kelompok Studi Virus Korona (CSG) dari Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV) pada Mei 2013. Laporan awal seperti gejala pada virus sindrom pernapasan akut parah (SARS), dan dinamakan sebagai virus SARS Arab Saudi. Gejala infeksi MERS-CoV termasuk gagal ginjal dan radang paru-paru akut, yang sering menyebabkan hasil yang fatal.
Kasus pertama dilaporkan terjadi di Arab Saudi pada bulan Juni 2012, memiliki sejarah 7 hari demam, batuk, dahak, dan sesak napas. MERS memiliki masa inkubasi sekitar 12 hari. MERS kadang-kadang dapat menyebabkan pneumonia, radang paru-paru baik secara langsung atau pneumonia bakteri sekunder. Virus yang mirip dengan SARS ini bahkan menyebar hingga ke Amerika Serikat. Seorang warganya dilaporkan sakit setelah mengunjungi pamannya di Riyadh, Arab Saudi.
MERS-CoV biasa disebut novel coronavirus atau nCoV. Virus ini berbeda dengan virus korona lain yang ditemukan pada manusia. Seperti virus SARS, MERS-CoV paling mirip dengan virus korona yang ditemukan pada kelelawar. Namun, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat masih mempelajarinya. Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS menderita penyakit pernapasan akut dengan gejala demam, batuk dan sulit bernapas. Setengah dari mereka yang terinfeksi meninggal dunia. Sebagian lainnya dilaporkan memiliki gangguan pernapasan ringan.
MERS menyebar antarmanusia yang melakukan kontak langsung. Transmisi virus dari pasien ke perawat tengah dipelajari. Hingga saat ini belum diketahui dari mana virus korona berasal. Diduga virus ini berasal dari hewan. Selain pada manusia, MERS-CoV juga ditemukan pada unta di Qatar, Mesir dan Arab Saudi dan kelelawar di Saudi. Unta di beberapa negara lain hasil tesnya positif mempunyai antibodi MERS. Hal ini menunjukkan mereka sebelumnya pernah terinfeksi MERS atau virus yang memiliki hubungan dekat dengan MERS. Namun, belum dikonfirmasi apakah virus ini benar datang dari unta
Belum ada pengobatan MERS yang diketahui. Untuk saat ini, vaksinasi influenza tahunan dan 5 tahun vaksinasi pneumokokus diberikan untuk mengurangi atau melemahkan keparahan infeksi MERS.
v  Para peneliti AS telah menemukan antibodi untuk melawan virus Mers


Sindrom pernapasan ini, ditemukan pada September 2012 di Arab Saudi. Virus ini telah menyebabkan lebih dari seratus orang telah meninggal, dan semakin meningkat akhir pekan ini.
Para peneliti AS telah mengidentifikasi antibodi manusia yang efektif untuk melawan sindrom pernapasan coronavirus di Timur Tengah (MERS / Middle East Respiratory Syndrome), membuka jalan yang potensial untuk pengobatan penyakit menular, yang seringkali berakibat fatal ini. Saat ini belum ada vaksin atau antivirus untuk mengobati MERS. Infeksi saluran pernafasan akut ini telah tercatat menimbulkan angka kematian melebihi 40%. Mers muncul pertama kali di Arab Saudi pada bulan September 2012, dan sejak itu telah menyebabkan kematian lebih dari 100 orang dengan percepatan yang serius dalam beberapa pekan terakhir, termasuk 39 kematian akhir pekan ini.
Antibodi yang saat ini masih diisolasi oleh para peneliti di Institut Kanker Dana-Farber di Boston (Massachusetts, utara-timur), mampu  menetralisir bagian penting dari virus yang berguna untuk menempelkan dirinya sendiri ke reseptor tubuh manusia, untuk menginfeksi sel, kata  Dr Wayne
Marasco, salah seorang dari para peneliti. Penemuan mereka telah dipublikasikan Kamis dalam Proceeding of National Academy of Sciences (PNAS) pada tanggal 28 April-2 Mei. Virologists ini menemukan antibodi tersebut dalam "Bank" yang berisi 27 miliar antibodi manusia yang disimpan dalam freezer di Dana-Farber, salah satu "Bank antibodi" yang terbesar di dunia.
Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus dan bakteri yang asing bagi tubuh. Beberapa mampu menetralisir virus dan bakteri patogen tertentu dan mencegah mereka menginfeksi sel manusia.

v  Ciri-ciri virus mers
 Penyakit yang disebabkan oleh virus Corona MERS (Middle East respiratory syndrome coronavirus) mulai mengancam kesehatan masyarakat, khususnya mereka yang akan pergi atau tengah berada di Arab Saudi. Pasalnya, virus MERS sudah banyak menjangkiti masyarakat di negara Timur Tengah tersebut.
Virus MERS merupakan anggota keluarga virus corona yang sama dengan virus SARS Corona, tapil lebih mematikan. Rata-rata angka kematian akibat MERS itu mencapai 50%, sedangkan angka kematian oleh SARS rata-rata hanya 10%.
Menurut Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FAC, Praktisi klinis dari FKUI-RSCM, virus corona jenis baru tersebut sangat berbahaya karena dapat menular dari orang ke orang, serta tingkat mortalitasnya yang tinggi.
Hingga saat ini, infeksi MERS sudah mendera sejumlah negara, di antaranya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Tunisia, Jordan, Inggris, Jerman, Perancis, dan Italia. Karena baru terdeteksi sekitar tahun 2012, hingga saat ini belum ada obat ataupun vaksin yang bisa menyembuhkan virus MERS.
Lebih lanjut, Dr Ari mengatakan bahwa ciri-ciri penyakit MERS itu sangat mirip dengan penyakit flu biasa. Karenanya sangat susah untuk dibedakan, tanpa adanya pemeriksaan medis di rumah sakit.
“Gejalanya susah dibedakan dari flu lain,” kata Dr Air.
Meskipun demikian, berikut ada beberapa ciri umum dari virus MERS:
a.       Gangguan pernapasan, seperti ISPA dan napas pendek atau tersengal-sengal
Demam di atas 38 derajat celcius yang disertai gangguan pernapasan.
b.      Batuk dan bersih
c.       Pneumonia dan gagal ginjal, pada penderita yang sudah parah
d.      Sakit dada
Virus MERS ini biasanya akan menyerang orang-orang yang memiliki kekebalan tubuh rendah, seperti lansia, anak kecil, orang yang sedang kelelahan, dan orang yang dalam perjalanan. Karenanya, Anda harus menjaga kesehatan tubuh dengan baik.
1.   Gampang menular
Arab Saudi adalah sumber penularan pertama, dengan jumlah kasus mencapai 378 dan 107 kematian. Tetapi sedikitnya ada 14 negara yang juga melaporkan kasus penyakit ini, antara lain Mesir, Jordania, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Tunisia, Malaysia, Oman, Perancis, Yunani, Italia, Inggris, Filipina, dan kini Amerika Serikat.
Virus korona penyebab penyakit ini menular antar manusia melalui kontak dekat. Tetapi virus ini juga diketahui menyebar antar hewan.
§  Mematikan
Menurut WHO, sekitar sepertiga orang yang terinfeksi virus MERS meninggal dunia. Kebanyakan kasus yang fatal terjadi pada orang lanjut usia dan orang yang sudah memiliki gangguan medis.
§  Mirip flu
Gejala infeksi MERS antara lain demam dan batuk, sangat mirip dengan flu. MERS juga bisa menyebabkan diare dan sesak napas, dan bisa menyebabkan komplikasi berupa radang paru dan gagal ginjal.
§  Berasal dari unta dan kelelawar
Meski sumber pertama MERS masih belum diketahui, tetap para ilmuwan menduga kuat penyakit ini berasal dari unta. Penelitian mengkonfirmasi unta dan kelalawar di Arab Saudi positif memiliki virus ini.
§  Belum ada obatnya
Tidak ada terapi pengobatan penyakit MERS. Orang yang terinfeksi akan diberikan terapi pendukung sesuai gejala-gejala yang dialami. Vaksinnya juga belum ditemukan.


BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat di simpulkan bahwa MERS adalah singkatan dariMiddle East Respiratory Syndrome Corona Virus. Virus ini merupakan jenis baru dari kelompokCoronavirus (Novel Corona Virus). Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi. Virus SARS tahun 2003 juga merupakan kelompok  virus Corona dan dapat menimbulkan pneumonia berat akan tetapi berbeda dari virus MERS CoV.

MERS-CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yg ringan s/d berat. Gejalanya adalah demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid.

3.2. Saran
Melalui makalah ini saya selaku penyusun makalah ini berharap agar pembaca senantiasa memperdulikan akan kesehatannya sendiri, lingkungan dan sekitarnya agar terhindar dari penyakit menular khususnya Virus MERS dengan mengetahui apa itu virus mers dan bagaimana cara mencegahnya agar terhindar dari virus mers.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/06/140603_arab_saudi_mers.shtml